yang ingin saya katakan adalah; meski hal itu terkadang tak bisa dihindari, namun kita tidak bisa menilai orang lain hanya berdasarkan sudut pandang pribadi kita saja.
betapa menyedihkan ketika orang yang sebenarnya peduli dengan kita melakukan suatu hal yang diluar lingkaran kebenaran dalam diri kita, kemudian kita menganggapnya melakukan kesalahan yang besar sehingga sudut pandang pribadi kita tidak bisa memberikan ruang berpikir untuk kita mengambil sisi lain yang sebenarnya -sangat- baik, hanya saja ia tidak hadir dalam lintasan pikiran kita.
banyak orang yang tersiksa oleh pikirannya sendiri karena apa yang orang lain katakan padanya. padahal belum tentu apa yang orang katakan pada kita adalah sesuatu yang salah atau benar.
itulah mengapa terlahir sebuah kata “open mind”.. kata itu mungkin bisa menjadi penawar bagi kita yang hanya berpikir berdasarkan apa yang kita anggap benar. dengan open mind, kita bisa menyadari bahwa setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda-beda. kita tidak bisa memvonis orang lain seenaknya karena kita belum tau sudut pandang dan cara berpikirnya.
dengan “open mind” kita bisa mencoba menilai berbagai hal dari berbagai sudut pandang, sehingga kita bisa memberikan toleransi-toleransi atau pengertian terhadap apa yang orang lain lakukan terhadap kita. Mengerti mengapa orang itu begitu -terkesan- benci atau bahkan sayang dengan kita. kita bisa menerima segala bentuk kritikan yang hadir menghiasi hidup kita karena kita menyadari sejatinya orang lain memiliki cara berpikir yang berbeda-beda. kita lah yang seharusnya dengan bijak menyikapi berbagai penilaian orang lain terhadap sesuatu atau terhadap kita.
terima kasih atas peristiwa yang telah Engkau berikan melaluinya…ini tentang bagaimana membuat kemasan yang baik agar tiap orang bisa menerima kepahitannya dengan hati yang manis.